Senin, 21 Maret 2011

Pestisida (Racun Perut)

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Pengamatan
Tabel 1. Kematian larva Spodoptera litura pada berbagai konsentrasi (Metode Sandwich)
Konsentrasi
Jumlah kematian larva Spodoptera litura
24 jam
48 jam
72 jam
Ul 1
Ul 2
Ul 3
Ul 1
Ul 2
Ul 3
Ul 1
Ul 2
Ul 3
0.6%
2
5
0
6
7
6
6
8
6
0.4%
6
7
7
10
10
9
10
10
9
0.2%
1
0
3
4
3
3
7
5
6
0.1%
2
2
2
5
2
3
6
2
4
0.05%
1
3
5
3
8
5
4
8
7
0% (kontrol)
0
0
0
0
8
5
0
10
5

Konsentrasi
Serangga uji
Mortalitas serangga
Persen kematian (%)
0.6%
30
20
66.7
0.4%
30
29
96.7
0.2%
30
18
60
0.1%
30
12
40
0.05%
30
19
63.3
0% (kontrol)
30
15
20

LC50 dan LC95 diperoleh dari hasil program POLO-PC (LeOra Software 1987) adalah 0.43% dan 3.39% (data terlampir).
           

Tabel 2. Kematian larva Spodoptera litura pada berbagai konsentrasi (Metode Celup)
Konsentrasi
Jumlah kematian larva Spodoptera litura
24 jam
48 jam
72 jam
Ul 1
Ul 2
Ul 3
Ul 1
Ul 2
Ul 3
Ul 1
Ul 2
Ul 3
0.6%
1
4
0
5
10
10
7
10
10
0.4%
2
0
0
2
0
1
2
0
2
0.2%
0
0
0
0
0
0
0
5
1
0.1%
0
0
0
5
3
4
7
5
4
0.05%
1
0
1
2
0
1
3
0
2
0% (kontrol)
1
0
0
0
2
1
1
2
1

Konsentrasi
Serangga uji
Mortalitas serangga
Persen kematian (%)
0.6%
30
27
90
0.4%
30
4
13.3
0.2%
30
6
20
0.1%
30
16
53.3
0.05%
30
5
16.7
0%
30
4
13.3

LC50 dan LC95 diperoleh dari hasil program POLO-PC (LeOra Software 1987) adalah 0.56% dan 9.38% (data terlampir).

Pembahasan
            Pestisida adalah semua zat campuran zat yang khusus di gunakan untuk mengendalikan, mencegah gangguan serangga, binatang mengerat, nematode, gulma, virus, bakteri, jasad renik yang di anggap hama. Pestisida dapat di golongkan berdasarkan sasaran yaitu insektisida untuk mengendalikan serangga hama, fungisida untuk mengendalikan cendawan, rodentisida untuk mengendalikan binatang pengerat, nematisida untuk mengendalikan nematode, mulliksisida untuk mengendalikan molluska atau siput, akarisida untuk mengendalikan akarina atau tungau, herbisida untuk mengendalikan gulma dan bakterisida untuk mengendalikan bakteri (Rukmana dan Sugandi, 2002).
            Pengendalian kimiawi adalah usaha mengendalikan hama dengan menggunakan bahan kimia pestisida yang mempunyai daya racun terhadap serangga hama yang di sebut Insektisida. Insektisida secara umum adalah senyawa kimia yang digunakan untuk membunuh serangga pengganggu (hama serangga). Insektisida dapat membunuh serangga dengan dua mekanisme, yaitu dengan meracuni makanannya (tanaman) dan dengan langsung meracuni serangga tersebut.
                Menurut cara kerja atau distribusinya didalam tanaman dibedakan menjadi tiga macam yakni insektisida sistemik, insektisida non-sistemik, dan insektisida sistemik lokal. Menurut cara masuknya insektisida kedalam tubuh serangga dibedakan menjadi 3
kelompok yakni racun lambung (racun perut), racun kontak, dan racun pernafasan.
            Pengujian racun lambung dengan metode sandwich pada larva Spodoptera litura (Lepidoptera: Noctuidae) terlihat efektif ditinjau dari jumlah racun kontak yang dikenakan pada tubuh serangga diketahui dengan pasti dan  persentase kematian selama 72 hari dengan perlakuan konsentrasi yang berbeda pada tiga kali ulangan. Begitupun perlakuan metode celup (dipping methode) terlihat efektif. Metode ini merupakan metode standar yang banyak digunakan dalam pengujian insektisida terhadap hama penggerek daun. Pada kedua perlakuan tersebut terlihat semakin tinggi konsentrasi yang diberikan, semakin tinggi pula persentase kematian pada serangga uji.  
            LC50 dan LC95 pada perlakuan metode sandwich terhadap S. litura yang diperoleh dari hasil program POLO-PC (LeOra Software 1987) adalah 0.43% dan 3.39% artinya LC50 dapat menyebabkan kematian serangga uji 50% pada konsentrasi 0.43%. begitupun pada LC95 menyebabkan kematian serangga 95% pada konsentrasi 3.39%. LC50 dan LC95 pada perlakuan metode celup terhadap S. litura yang diperoleh dari hasil program POLO-PC (LeOra Software 1987) adalah 0.56% dan 9.38% artinya LC50 dapat menyebabkan kematian serangga uji 50% adalah pada konsentrasi 0.56%. begitupun pada LC95 kematian serangga uji 95% pada konsentrasi 9.38%.                                                                   
            Tingkat nyata pendugaan toksisitas insektisida pada tingkat kepercayaan  95% [g(.95)] diperoleh hasil lebih besar dari 0,1.  Dengan demikian selang kepercayaan (SK) 95% untuk konsentrasi letal (LC50 dan LC95) pada kedua pengujian dianggap tidak cukup teliti. Menurut Finney (1971) bila nilai g > 0,4 pendugaan selang kepercayaan pada taraf tertentu dianggap tidak cukup teliti, dan tingkat kepercayaannya harus diturunkan untuk memperoleh nilai g yang kurang dari 0,4.  Untuk data dengan sebaran yang baik, nilai g untuk SK 95% jarang lebih besar dari 0,4.   
            Insektisida Turex WP merupakan nama dagang dari insektisida racun lambung dengan bahan aktif Bacillus thuringiensis (Turex, Thuricide). B. thuringiensis yang termakan akan berkembangbiak dalam midgut, dan memproduksi toksin yang menyebabkan serangga hilang nafsu makan, diare kotorannya berair, dan kadang-kadang muntah. Dalam saluran pencernaan bakteri memproduksi enzyme (misal: lecithinase, proteinase, dan chitinase), yang mempengaruhi sel saluran pencernaan sehingga bakteri bisa masuk ke dalam rongga tubuh kemudian menyebar ke seluruh rongga tubuh. Larva S. litura yang mati dengan perlakuan B. thuringiensis mengalami perubahan pada morfologinya. Larva berwarna gelap dan lunak. Jaringan dalam tubuh cepat terurai menjadi cairan yang lengket dan kadang-kadang berbau busuk.
            Insektisida Profenofos 500 g/l dengan nama dagang Curacron 500 EC merupakan racun kontak termasuk dalam golongan organofosfat. Namun selain sebagai racun kontak, curacron juga merupakan racun lambung. Tingkat toksisitas metode sandwich (Curacron 500EC) dengan metode celup (Turex WP) memiliki tingkat yang sama. Meskipun curacron racun kontak, namun bersifat racun lambung juga.
            Kedua jenis insektisida yang digunakan merupakan insektisida yang bekerja secara non-sistemik yakni insektisida yang tidak dapat diserap oleh jaringan tanaman, tetapi hanya menempel pada bagian luar tanaman. Lamanya residu insektisida yang menempel pada permukaan tanaman tergantung jenis bahan aktif (berhubungan dengan presistensinya), teknologi bahan dan aplikasi. Serangga akan mati apabila memakan bagian tanaman yang permukaannya terkena insektisida. Residu insektisida pada permukaan tanaman akan mudah tercuci oleh hujan dan siraman, oleh karena itu dalam aplikasinya harus memperhatikan cuaca dan jadwal penyiraman.
            Untuk mengendalikan hama yang berada didalam jaringan tanaman (misalnya hama penggerek batang, penggorok daun) penanganannya dilakukan dengan insektisida sistemik atau sistemik lokal, sehingga residu insektisida akan ditranslokasikan ke jaringan di dalam tanaman. Akibatnya hama yang memakan jaringan didalam tanaman akan mati keracunan. Hama yang berada didalam tanaman tidak sesuai bila dikendalikan dengan aplikasi penyemprotan insektisida kontak, karena hama didalam jaringan tanaman tidak akan bersentuhan (kontak) langsung dengan insektisida.




LAMPIRAN

POLO-PC
(C) Copyright LeOra Software 1987

Input file >
input: =uji metode sandwich thd S.litura
input: =lima tarafinput: =Lima taraf kons + kontrol
input: =30 serangga uji per konsentrasi
input: =data mortalitas 72 jam setelah perlakuan
input: =konsentrasi (%), jml srg uji, jml srg mati
input: *sandwic
input: 0 30 15
input: 0.05 30 19
input: 0.1 30 12
input: 0.2 30 18
input: 0.4 30 29
input: 0.6 30 20

preparation     dose      log-dose     subjects  responses  resp/subj
sandwic        .00000      .000000        30.        15.       .500
               .05000    -1.301030        30.        19.       .633
               .10000    -1.000000        30.        12.       .400
               .20000     -.698970        30.        18.       .600
               .40000     -.397940        30.        29.       .967
               .60000     -.221849        30.        20.       .667

Number of preparations:  1
Number of dose groups:   5
Do you want probits [Y] ? Is Natural Response a parameter [Y] ? Do you want the likelihood function to be maximized [Y] ? LD's to calculate [10 50 90] > Do you want to specify starting values of the parameters [N] ?
The probit transformation is to be used
The parameters are to be estimated by maximizing the likelihood function

Maximum log-likelihood  -114.05053   

            parameter       standard error      t ratio
sandwic     .67197489        .46633586        1.4409677   
SLOPE       1.8363334        .88712681        2.0699785   

Variance-Covariance matrix
                  sandwic       SLOPE      
  sandwic         .2174691      .3589530
  SLOPE           .3589530      .7869940


Chi-squared goodness of fit test

preparation   subjects   responses   expected    deviation   probability
sandwic          30.        19.       15.645       3.355       .521488
                 30.        12.       16.832      -4.832       .561070
                 30.        18.       19.056      -1.056       .635206
                 30.        29.       22.148       6.852       .738283
                 30.        20.       24.065      -4.065       .802168

chi-square 16.394        degrees of freedom   3    heterogeneity 5.4647   

A large chi-square  indicates a poor fit of the data by the probit
analysis model.  Large deviations for expected probabilities near 0 or 1
are especially troublesome.  A plot of the data should be consulted.
See D. J. Finney, "Probit Analysis" (1972), pages 70-75.

Index of significance for potency estimation:
    g(.90)=7.0635            g(.95)=12.917            g(.99)=43.510      

"With almost all good sets of data, g will be substantially smaller than
1.0, and seldom greater than 0.4."
         - D. J. Finney, "Probit Analysis" (1972), page 79.


Effective Doses
                      dose    limits       0.90        0.95        0.99
LD50  sandwic         .43059
LD95  sandwic        3.38684


 uji metode sandwich thd S.litura
   sandwic    subjects 150   controls 30
     log(L)=-114.1   slope=1.836+-.887   nat.resp.=.500+-.000
     heterogeneity=5.46   g=12.917

Stop - Program terminated.




POLO-PC
(C) Copyright LeOra Software 1987

Input file >
input: =uji metode celup thd S.litura
input: =lima tarafinput: =Lima taraf kons + kontrol
input: =30 serangga uji per konsentrasi
input: =data mortalitas 72 jam setelah perlakuan
input: =konsentrasi (%), jml srg uji, jml srg mati
input: *celup
input: 0 30 4
input: 0.05 30 5
input: 0.1 30 16
input: 0.2 30 6
input: 0.4 30 4
input: 0.6 30 27

preparation     dose      log-dose     subjects  responses  resp/subj
celup          .00000      .000000        30.         4.       .133
               .05000    -1.301030        30.         5.       .167
               .10000    -1.000000        30.        16.       .533
               .20000     -.698970        30.         6.       .200
               .40000     -.397940        30.         4.       .133
               .60000     -.221849        30.        27.       .900

Number of preparations:  1
Number of dose groups:   5
Do you want probits [Y] ? Is Natural Response a parameter [Y] ? Do you want the likelihood function to be maximized [Y] ? LD's to calculate [10 50 90] > Do you want to specify starting values of the parameters [N] ?
The probit transformation is to be used
The parameters are to be estimated by maximizing the likelihood function

Maximum log-likelihood  -105.90398   

            parameter       standard error      t ratio
celup       .33703628        .28902159        1.1661284   
SLOPE       1.3452514        .46852012        2.8712777   

Variance-Covariance matrix
                  celup         SLOPE      
  celup       .8353348E-01      .1170414
  SLOPE           .1170414      .2195111


Chi-squared goodness of fit test

preparation   subjects   responses   expected    deviation   probability
celup            30.         5.        6.049      -1.049       .201628
                 30.        16.        8.074       7.926       .269119
                 30.         6.       11.102      -5.102       .370081
                 30.         4.       14.957     -10.957       .498553
                 30.        27.       17.400       9.600       .580007

chi-square 43.215        degrees of freedom   3    heterogeneity 14.405   

A large chi-square  indicates a poor fit of the data by the probit
analysis model.  Large deviations for expected probabilities near 0 or 1
are especially troublesome.  A plot of the data should be consulted.
See D. J. Finney, "Probit Analysis" (1972), pages 70-75.

Index of significance for potency estimation:
    g(.90)=9.6770            g(.95)=17.696            g(.99)=59.610      

"With almost all good sets of data, g will be substantially smaller than
1.0, and seldom greater than 0.4."
         - D. J. Finney, "Probit Analysis" (1972), page 79.


Effective Doses
                      dose    limits       0.90        0.95        0.99
LD50  celup           .56165
LD95  celup          9.37936


 uji metode celup thd S.litura
   celup      subjects 150   controls 30
     log(L)=-105.9   slope=1.345+-.469   nat.resp.=.133+-.000
     heterogeneity=14.40   g=17.696

Stop - Program terminated.